Rabu, 16 November 2016

Ibadah Demi Sekeping Dunia






Ibadah Demi Sekeping Dunia

الحمدُ للهِ العظيمِ الْمَنَّانِ، ذِي الطَّوْلِ والإحسانِ، أكرَمَنَا بالقرآنِ وهدَانَا للإيمانِ، أحمدُهُ حمْدَ المؤمنينَ، وأشكرُهُ شُكْرَ الْمُتَّقِينَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، الواحدُ الأحدُ، الفَرْدُ الصمدُ، لاَ والدَ لهُ ولاَ ولدَ، سبحانَهُ يُجيبُ مَنْ دعاهُ، ومَنْ سألَهُ أعطاهُ، ومَنْ توكَّلَ عليهِ كفاهُ، أَمَرَ أَنْ لاَ نعبدَ إلاَّ إياهُ ، وأَشْهَدُ أَنَّ   سيدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ، وصفِيُّهُ مِنْ خلقِهِ وخليلُهُ، أكمَلُ الناسِ إيماناً، وأعظمُ الْخَلْقِ إحساناً، وأحظَاهُمْ فَضْلاً ورضواناً، اللَّهُمَّ صَلِّ وسلِّمْ وبارِكْ عَلَى الهادِي البشيرِ، والسراجِ الْمُنيرِ، والرحمةِ الْمُهداةِ، والنعمةِ الْمُسداةِ، وعلَى آلِهِ وصحبِهِ أجمعينَ ومَنْ تَبِعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدِّينِ.
أَمَّا بعدُ: فأُوصيكُمْ عبادَ اللهِ ونفسِي بتقوَى اللهِ تعالَى، قالَ اللهُ عزَّ وجلّ " وَإِن تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا فَلَكُمْ أَجْرٌ عَظِيمٌ"
Ma’âsyirol Muslimin Rahimakumullah
Marilah kita selalu bertaqwa kepada Allah SWT kapan, dimanapun dan bagaimanapun kondisi kita, baik dalam keadaan susah maupun senang, sendirian atau di tengah banyak orang, yakni dengan menjalankan segenap perintah Allah SWT, dan menjauhi segenap larangan-Nya. Jika kita sungguh sungguh taqwa maka Allah akan memberikan jalan keluar terbaik dari segenap permasalahan yang kita hadapi. Allah berfirman:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا

Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, Dia akan menjadikan jalan keluar baginya (QS. At Thalaq : 2)

Ma’âsyirol Muslimin Rahimakumullah

DI TENGAH era yang serba hedonis, glamour dan matrealis seperti saat sekarang ini, kebutuhan akan peningkatan materi harta benda menjadi suatu hal yang sangat diidamkan oleh setiap orang. 

Mencari harta dunia dan kekayaan menjadi tujuan dari setiap kegiatan dan aktivitas yang dilakukan. Bahkan lebih dari itu, keuntungan materi duniawi telah menjadi tujuan utama dalam hidupnya
Padahal alloh berkata
وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون

Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk mengabdi kepadaku
Fenomena tersebut dapat ditangkap dari geliat sikap pragmatis yang semakin kental di tengah masyarakat. Dengan hanya iming-iming beberapa lembar seseorang langsung tergiur untuk melakukan hal-hal yang sarat dengan perkara haram. 

Ada pula yang menyalahgunakan ibadah sebagai sarana untuk menggapai obsesi dunianya. 

Sholat dhuha, sholat tahajut, puasa senin kemis, wiridan wiridan, ziarah ke makam wali, haji, umroh, silaturrohim dan ibadah lainnya dilakukan dengan semangat, motivasi dan tujuan utamanya untuk mendapat harta benda dunia dan kekayaan
Orang seperti ini, Tidaklah dirinya mendekatkan diri kepada Allah melainkan hanya sekedar agar keinginan dunianya bisa tercapai. Dengan menggunakan media ibadah

Ma’asyirol muslimin rohimakumulloh

Pengaruh peradaban matrealisme sejauh mana telah merasuki kehidupan kita ini dapat dilihat dari Seringnya kita menjadikan pertimbangan duniawi menjadi perkara yang kita prioritaskan dari pada pertimbangan ukhrowinya.

Mencari isteri atau suami misalnya, bukan menggunakan pertimbangan yang sesuai petunjuk kanjeng nabi tapi menggunakan kalkulasi keuntungan materi
Mencarikan pendidikan anak, bukan dengan mempertimbangkan agar anak paham terhadap agamanya sehingga anak tumbuh menjadi anak baik yang sholih, selamat dunia dan akhirat, tapi menggunakan kalkulasi materi. 

Memang tidak salah seratus persen jika seseorang beribadah kepada Allah dengan mengharap kebaikan di dunia dan di akhirat. 

Karena Hakikat setiap amalan ibadah yang diperintahkan dalam Islam mengandung kebaikan dan kemashlahatan bukan hanya di akhirat kelak namun juga di dunia. Dari mulai sholat hingga perkara silaturahmi merupakan ibadah agung yang sarat dengan janji-janji kebaikan di dunia dan juga akhirat. 

Namun yang menjadi masalah manakala obsesi dan kecintaan yang berlebih lebihan terhadap dunia dan harta benda yang mendominasi dalam ibadahnya. 

Satu satunya yang mendorong kita melakukan ibadah karena kerakusan memperoleh harta dunia, inilah yang tidak boleh
Ma’asyirol muslimin rohimakumulloh

Banyak orang yang tergiur untuk mempraktekkan beberapa amalan ibadah karena manfaat dunianya. Namun ketika manfaat dunianya tak kunjung tiba, dengan mudahnya ia meninggalkan amalannya tersebut. Bahkan muncul keragu-raguan dalam dirinya akan kebenaran janji Allah. Wal ‘iyaadzu billah.

Gejala beribadah hanya sekedar untuk mencari sekeping dunia seperti ini juga pernah muncul pada awal-awal Islam. Dahulu ada seseorang bernama Syaibah bin Robi’ah. Dirinya mendatangi Nabi -shollallohu ‘alaihi wa sallam- sembari berkata : “doakanlah untukku (wahai Muhammad) kepada Robbmu agar kiranya Dia menganugerahkan kepadaku harta, onta, kuda dan anak laki-laki hingga aku nantinya mau beriman kepadamu dan condong kepada agamamu”.
Lalu Nabi Muhammad -shollallohu ‘alaihi wa sallam- mendoakan untuknya. Doa beliaupun dikabulkan oleh Allah ta’ala. Maka dia dalam waktu singkat menjadi orang kaya .

Kemudian Allah ta’ala hendak menguji keimanan Syaibah bin Robi’ah –sementara Allah Maha Tahu perihal dirinya-. Dikurangilah sedikit demi sedikit harta dan karunia yang Allah berikan kepadanya setelah dia berislam. Hingga akhirnya dia marah dan tidak rela dengan ujian yang menimpanya lalu dia pun murtad keluar dari Islam.
Berkenaan dengan tingkah laku beragama seperti Syaibah bin Robi’ah tersebut, maka Allah menurunkan firman-Nya yag Mulia :

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ عَلَى حَرْفٍ فَإِنْ أَصَابَهُ خَيْرٌ اطْمَأَنَّ بِهِ وَإِنْ أَصَابَتْهُ فِتْنَةٌ انْقَلَبَ عَلَى وَجْهِهِ خَسِرَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةَ ذَلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ 

Dan di antara manusia ada yang menyembah Allah di atas keragu-raguan. Apabila dia mendapatkan kebaikan tenanglah dirinya, dan jika ujian menimpanya, dirinya langsung berbalik atas wajahnya. Dia merugi di dunia dan di akhirat. Demikian itulah kerugian yang nyata”. (QS. Al Hajj : 11)

Imam Hasan al Bashri berkata : “demikianlah ibadahnya seorang munafiq, dirinya menyembah Allah hanya dengan lisannya tanpa hatinya”. Imam al Qurthubi menjelaskan; “Apabila dirinya mendapatkan kebaikan berupa sehatnya badan dan kenyamanan hidup maka dirinya ridlo dan mengerjakan perintah agama. Namun jika dirinya ditimpa ujian berupa sakitnya badan dan sempitnya hidup berkurangnya kekayaan dia berbalik wajahnya menjadi murtad kembali kepada kekufurannya yang dahulu”. (al Jami’ li ahkamil quran juz 12 hal 340).

Orang seperti ini tubuhnya ibadah kepada alloh tapi hatinya dipersembahkan untuk kekayaan,dan harta benda. 

Dalam seluruh rongga hatinya yang ada hanya harta kekayaan, duit dan uang terus. 

Tidak mengherankan jika kemudian Allah menyematkan label rugi bagi orang-orang yang bermain-main dengan ibadahnya. Karena mereka telah menipu Allah dengan ibadahnya, sementara tidaklah mereka menipu kecuali menipu dirinya sendiri. Di dunia dirinya rugi karena penatnya ibadah dan di akhirat merugi dengan mendapatkan siksaan di neraka.

Sikap inilah yang menjadi sebab banyaknya pemurtadan, kekafiran dan kemunafikan  di akhir zaman. Hanya karena sekeping dunia seseorang rela melanggar hokum alloh, melepas atau menjual agamanya secara disadari atau tanpa disadari. Sebagaimana sabda Nabi -shollallohu ‘alaihi wa sallam- :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا، أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا، يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا 

Dari Abu Huroiroh bahwa Rosulullah -shollallohu ‘alaihi wa sallam- bersabda : “bersegeralah kalian beramal sebelum datangnya ujian-ujian, ujian itu seperti sepenggal malam yang gelap gulita, seseorang di pagi harinya beriman di sore harinya menjadi kafir, atau seseorang di sore harinya beriman, di pagi  harinya telah menjadi kafir, dia menjual agamanya dengan sekeping dari dunia”. (HR. Muslim)

Ma’asyirol muslimin rohimakumulloh

Kalau kita perhatikan ditengah-tengah kita pun banyak orang yang semula kaya, berkecukupan dan sehat namun ketika dia lebih giat dalam beribadah, Alloh mengujinya dengan sakit atau berkurangnya harta bendanya , pada saat demikian, ada orang yang tetap istiqomah pada jalan taqwa dan ada pula yang kemudian berbalik arah meninggalkan taqwa dan ibadahnya

Maka hendaknya kalau ada saudara kita yang mengalami hal seperti itu, harus kita tengok, kita kunjungi kita beri semangat agar dia tetap istiqomah dalam menjalankan ibadah, jangan biarkan dia sendirian sehingga setan mudah mempermainkan dan mempengaruhinya untuk meninggalkan ibadahnya

Demikianlah khutbah kami, Semoga Allah menganugerahkan kepada kita sikap zuhud dan cinta akhirat. Kita berharap pula agar ibadah kita bukan hanya sekedar mencari dunia tapi mencari cinta dan ridho alloh, dan semoga Allah menerima amal ibadah kita.
اللهم أعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك

Yaa Allah, tolonglah kami untuk selalu ingat kepada-Mu, dan selalu mensyukuri-Mu serta ihsan dalam beribadah kepada-Mu. 

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ الله الرَّحْمنِ الرَّحِيْم:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْاَنِ الْعَظِيم، وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الاَيَاتِ وَ الذِّكْرِ الحْكِيْم اَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاَسْتَغْفِرُاللهَ الْعَظِيمْ – لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ فَاسْتَغْفِرُوهُ اِنَّهُ هُوَالْغَفُوْرُ الرَّحِيمِ

0 komentar:

Posting Komentar

www.lowongankerjababysitter.com www.lowongankerjapembanturumahtangga.com www.lowonganperawatlansia.com www.lowonganperawatlansia.com www.yayasanperawatlansia.com www.penyalurpembanturumahtanggaku.com www.bajubatikmodernku.com www.bestdaytradingstrategyy.com www.paketpernikahanmurahjakarta.com www.paketweddingorganizerjakarta.com www.undanganpernikahanunikmurah.com