Kamis, 24 November 2016

Tajsim dan Tasybih (untuk meluruskan aqidah kita)



Tajsim dan Tasybih (untuk meluruskan aqidah kita)

Allah adalah Satu-satunya Wujud Sebenarnya, sedangkan semua ‎selain-Nya adalah wujud relatif belaka. (bedakan wujud dan maujud)
Kali ini kita akan bahas " Tajsim ‎dan Tasybih "
Tajsim adalah ‎menisbatkan jisim/badan material kepada Allah, sedangkan tasybih ‎adalah menyerupakan Allah dengan mahluk, Dalam versinya yang ‎paling kasar, Tajsim dan Tasybih adalah menganggap suatu ‎mahluk sebagai Tuhan Sang Pencipta.
Distorsi ini banyak ‎menghinggapi agama-agama terdahulu. Kita tahu sebagian ‎pemeluk Nasrani menganggap Isa AS sebagai Tuhan yang ‎menampakkan Diri-Nya di bumi. Kita juga tahu sebagian orang-‎orang Yahudi pernah (mungkin sekarang juga masih) meyakini ‎Uzair AS sebagai jelmaan Tuhan. Kita juga mafhum, orang-orang ‎Budha percaya Sidharta sebagai Tuhan yang turun ke dunia, ‎sementara orang-orang Hindu menganggap Tuhan itu punya jisim ‎yang berupa Brahma, Syiwa dan Wishnu.‎
Dalam bentuknya yang paling halus, Tajsim dan Tasybih ‎dicerminkan oleh pandangan-pandangan berikut:‎
‎• Menganggap Allah itu punya tangan dan kaki, meskipun gimana ‎bentuknya hanya Allah yang tahu.‎
‎• Menganggap Allah benar-benar duduk di atas arsy, meskipun ‎gimana Dia duduk adalah berbeda dg kita, dan hanya Allah yang ‎tahu.‎
‎• Menganggap Allah itu turun (dari arsy) ke langit dunia ‎pada sepertiga malam terakhir untuk mendengarkan doa-doa para ‎hamba-Nya.‎
‎• Dalam shalat, seseorang membayangkan Allah sebagai berupa ‎sesuatu (bisa cahaya, atau tulisan الله atau mahluk khayalan yang bagus dll), meskipun orang itu tidak pernah dan tidak akan ‎memberitahukan pembayangannya itu kepada orang-orang lain.‎
‎• Menganggap Allah itu ber-cakap-cakap ‎langsung dengan Musa AS, dan bahwa Allah itu benar-benar ‎hendak menampakkan diri-Nya kepada Musa ‎AS.‎
‎• Menganggap jarak yang "sedekat dua busur panah atau lebih ‎dekat lagi" antara Muhammad SAW dan Allah dalam peristiwa ‎mi'raj itu adalah seperti itu.‎
‎• Menganggap bahwa Allah itu bisa kita lihat dengan mata fisikal ‎kita, meskipun ini hanya akan terjadi di Surga nanti.‎
‎• Dan lain-lain, Tajsim dan Tasybih, sadar atau tidak bisa merasuki kita.
‎Lalu, apa salahnya Tajsim dan Tasybih?‎
Tajsim dan Tasybih kasar dengan mudah akan ditolak oleh setiap ‎muslim. Mana mungkin, misalnya, Yesus AS atau Uzair AS atau ‎Sidharta Gautama yang terdiri dari daging dan darah serta perlu ‎makan minum seperti manusia-manusia lainnya itu, adalah Tuhan ‎Sang Pencipta.
Logika sederhana akan mengatakan bahwa jika ‎‎"tuhan" itu adalah sesuatu yang seperti dengan kita, ‎sementara kita sadar bahwa kita ini diciptakan oleh Tuhan, maka ‎jangan-jangan "tuhan" itu juga diciptakan oleh Tuhan, bukan? ‎
Sementara itu, al-Quran pun menegaskan bahwa Allah itu "laisa ‎kamitslihi syai'un" (Asy Syuura: 11), tidak ada sesuatu ‎keserupaanpun yang menyerupai-Nya, maka Allah tidak seperti apapun. Hal ini dipertegas ayat Quran lainnya (an-An'aam), ‎‎"laa yudrikuhul abshaar", tidak ada pandangan mata yang bisa ‎melihat-Nya. Maka, ini pun menolak Tajsim dan Tasybih halus, ‎sebab hakikatnya Tajsim dan Tasybih itu, halus ataupun kasar, ‎adalah menganggap Allah itu punya badan/jisim dan serupa ‎dengan mahluk-Nya. Semua orang yang berpahaman Tajsim dan ‎Tasybih, meskipun yang paling halus sekalipun, sebenarnya sama ‎saja dengan mengulangi kesalahan umat-umat terdahulu yang ‎menganggap mahluk sebagai Tuhan Sang Pencipta. Maa lahum bihi ‎min 'ilmiw wa laa ila abaaihim, kaburat kalimatan takhruju min ‎afwahihim, iyyakuuluuna illa kadziba (al-Kahfi).
‎Keserupaan kesalahan ini adalah berupa: menganggap Dia bisa ‎dilihat oleh mata fisikal, yang berarti Dia punya fisik meskipun ‎gimana bentuknya hanya Dia yang tahu, dan Dia terbatas oleh ‎penglihatan mata fisikal; dan Dia terikat ruang dan waktu ketika ‎Dia perlu DUDUK di atas 'arsy dan perlu TURUN dari 'arsy ke langit ‎dunia pada waktu-waktu tertentu (malam nisfu Sya'ban ataupun ‎sepertiga malam terakhir). ‎
Subhaanallahi 'ammaa yushrikun, kata Quran (al-Hasyr). Semoga, ‎dengan menyadari kesalahan Tajsim dan Tasybih, yang ‎sebenarnya sudah sedemikian banyaknya diperingatkan oleh Al ‎Quran maupun akal, kita semua terhindar dari jebakan-jebakan ‎non-tauhid.‎
Wallahu a'lam

0 komentar:

Posting Komentar

www.lowongankerjababysitter.com www.lowongankerjapembanturumahtangga.com www.lowonganperawatlansia.com www.lowonganperawatlansia.com www.yayasanperawatlansia.com www.penyalurpembanturumahtanggaku.com www.bajubatikmodernku.com www.bestdaytradingstrategyy.com www.paketpernikahanmurahjakarta.com www.paketweddingorganizerjakarta.com www.undanganpernikahanunikmurah.com