Dalam kitab Mafahim Aqidah
Fil Islam, ad-Dimyati menyebutkan bahwa tanda-tanda kekufuran dapat terjadi
dalam ucapan, perbuatan, dan keyakinan (i'tiqad). Hanya saja, terkait dengan i'tiqad tidak
dapat diketahui secara lahiriah kecuali bila ia menunjukkannya dalam ucapan
atau perbuatan. Berdasarkan hal ini,
tidak mungkin kita menghakimi bahwa ia benar-benar telah kufur dalam i'tiqad
kecuali apabila benar-benar secara lahir telah tampak kekufurannya.
Banyak tanda-tanda
kekufuran itu diantaranya:
pertama,
mendustakan ajaran Islam
baik ajaran yang terdapat dalam Alquran maupun yang dijelaskan dalam sunnah
Rasulullah SAW (Ta'liqat 'ala syarhi lum'atu al-I'tiqad, As-Syaikh Abdul Aziz
ar-Rajihi, Juz 1, hal. 23). Hal ini
diantaranya ditegaskan dalam surat al-Insyiqaq ayat 21-22. Termasuk di dalamnya ragu terhadap akidah Islam,
serta ragu terhadap perkara yang qath'i
(pasti). Misalnya mengatakan Allah SWT mempunyai sekutu, Alquran itu bukan
kalamullah, hukum Allah itu tidak ada, dll.
Termasuk juga di dalamnya ingkar terhadap perkara-perkara yang diatur
Islam seperti ingkar terhadap shalat dengan mengatakan bahwa shalat itu sekadar
masalah social acceptance (penerimaan sosial), bukan kewajiban.
Juga, mengingkari
kewajiban zakat, puasa, haji, kewajiban jihad, keharaman khamr, judi, zina dan
sebagainya.
Kedua,
Menjadikan manusia sebagai
pembuat hukum. Hukum digali bukan dari
hukum Allah yang ada dalam ajaran Islam, melainkan digali dari pikiran dan
logika manusia itu sendiri.
Allah Swt Berfirman
:“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman
kepada apa yang diturunkan kepadamu dan apa yang diturunkan sebelum kamu?
Mereka hendak berhukum kepada thaghut padahal mereka telah diperintah
mengingkari thaghut itu. Dan setan bermaksud menyesatkan mereka dengan
penyesatan yang sejauh-jauhnya“ (TQS. An-Nisaa:60).
Imam Ibnu Katsir dalam
kitabnya menyebutkan ”Ayat ini diturunkan saat kaum munafik tidak mau berhukum
kepada Rasulullah melainkan kepada penguasa jahiliyah (hukkam al-jahiliyah),
yakni Ka'ab al-Asyraf.
Ayat ini secara umum
merupakan pengingkaran dari Allah SWT terhadap keimanan seseorang yang berhukum
pada selain apa yang diturunkan dalam Alquran dan as-Sunnah” (Tafsir Alquran al-'Azhim, Juz 2, hal.
88). Hal senada disebutkan juga dalam
surat Lukman:21, an-Nur:51, dan an-Nisa:65.
ingin baca selengkapnya, silahkan di unduh di link bawah ini
ingin baca selengkapnya, silahkan di unduh di link bawah ini
0 komentar:
Posting Komentar