إِنَّ
الحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَسْتَعينُهُ وَنَسْتَهْديهِ وَنَشْكُرُهُ،
وَنَعوذُ بِاللهِ مِنْ شُرورِ أَنْفُسِنا وَمِنْ سَيِّئاتِ أَعْمالِنا، مَنْ يَهْدِ
اللهُ فَلا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلا هادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ
إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لا شَريكَ لَهُ وَلا مَثيلَ ولا شَبِيهَ وَلا ضِدَّ وَلا نِدَّ
لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا وَحَبِيبَنا وَعَظِيمَنا وَقائِدَنا وَقُرَّةَ أَعْيُنِنا
محَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسولُهُ وَصَفِيُّهُ وَحَبِيبُهُ مَنْ بَعَثَهُ اللهُ رَحْمَةً
لِلْعالَمينَ هادِيًا وَمُبَشِّرًا وَنَذيرًا بَلَّغَ الرِّسالَةَ وَأَدّى الأَمانَةَ
وَنَصَحَ الأُمَّةَ وَجاهَدَ في اللهِ حَقَّ جِهادِهِ فَجَزاهُ اللهُ عَنّا خَيْرَ
ما جَزى نَبِيًّا مِنْ أَنْبِيَائِهِ.
الَلَّهُمَّ
صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى حَبِيْبِناَ المُصْطَفَى، مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَ سَلَّمَ، الَّذِّي بَلَّغَ الرِّسَالَةْ، وَأَدَّى الأَمَانَةْ، وَنَصَحَ الأُمَّةْ،
وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ دَعاَ اِلَى اللهِ بِدَعْوَتِهِ، وَجاَهَدَ فِيْ
اللهِ حَقَّ جِهاَدِهِ.
اَمَّا
بَعْدُ: عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ
فَازَ المُتَّقُوْنَ!
Maasyirol muslimin rohimakumulloh
Marilah kita senantiasa
meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Taqwa dalam arti yang sebenarnya.
Yaitu dengan sungguh2 menjalankan perintah-perintah Allah dan meninggalkan
semua laranganNya.
Baik kita dalam keadaan sehat maupun sakit, melarat maupun
kaya, sendirian atau ditengah orang banyak . karena hanya dengan taqwa inilah
maka kita akan mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat.
Maasyirol muslimin rohimakumulloh
Dalam khutbah kami pada
bulan januari lalu sudah kami sampaikan bahwa Wujud kita di akhirat kelak ditentukan
oleh amal-amal kita didunia ini. Maksudnya semua perbuatan yang kita lakukan di
alam dunia ini akan membentuk wujud kita
di alam akhirat, Dan akan menjelma
menjadi mahluk yang akan menemani kita disana .
Bila yang kita lakukan amal
shaleh di alam dunia ini, dia akan muncul di alam akhirat dalam bentuk mahluk
yang sangat indah, harum semerbak dan sangat ceria, menyenangkan, membahagiakan,
Tapi bila yang kita lakukan amal
buruk, maka yang muncul adalah
makhluk galak menakutkan, garang menyeramkan. dengan bau busuk yang lebih menyengat
daripada bangkai. wajahnya sangar mengerikan
Bila seseorang wafat, dia akan melihat
perwujudan amalnya di alam akhirat, dia juga dapat melihat perwujudan amal para
tetangganya, istrinya, keluarganya yang masih hidup dalam bentuknya yang
beraneka ragam sesuai dengan amal yang mereka lakukan.
Disamping itu, amal kita akan menimbulkan dampak
sewaktu kita masih didunia, tidak usah nunggu sampai datangnya kematian atau di
akhirat, amal kita akan menimbulkan akibat yang nyata, baik di dunia saat ini
maupun di akherat kelak.
Amal baik akan muncul dalam akibat-akibat
yang baik, dan begitu pula sebaliknya.
Pertama-tama, dampak amal itu akan mengenai
kita yang melakukannya.
Amal adalah benih yang kita tanam.
Apa yang kita tuai nanti sangat bergantung
dengan apa yang kita tanam
hari ini.
Anda akan menuai permusuhan jika yang anda
tanam kebencian.
Anda akan memanen cinta, jika yang anda semai kasih sayang.
Lemparkan sampah secara sembarangan maka
alam akan membalas kita dengan penyakit dan bencana.
Berikan penghormatan dan
perhatian pada lingkungan dengan menjaga kebersihan dan ketertiban maka alam
akan membalas kita dengan kenyamanan, ketentraman, kemakmuran, udara segar dan
buah-buahan.
Gunakan kekuatan untuk menindas orang-orang
di bawah kita.
Pada suatu saat, mereka akan bangkit untuk menghancurkan kita.
Orang bijak sepanjang sejarah memberikan pesan yang sama.
Kekerasan akan
melahirkan kekerasan lagi.
Dendam
akan melahirkan dendam lagi.
Karena lingkaran keburukan hanya bisa diputuskan
dengan kebajikan.
Seperti kisah keris Mpu Gandring, pengkhianatan yang satu
akan disusul dengan pengkhianatan lainnya.
Maasyirol muslimin rohimakumulloh
Berulang-kali Al-Quran menegaskan dampak
atau akibat sebuah amal .
ظَهَرَ
الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ
بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
"Telah muncul kerusakan di daratan dan
di lautan karena perbuatan tangan-tangan manusia, agar Tuhan membuat mereka
merasakan sebagian dari apa yang mereka lakukan, supaya mereka kembali (ke
jalan yang benar)." (QS. Al-Rum; 41)
فَأَصَابَهُمْ
سَيِّئَاتُ مَا عَمِلُوا وَحَاقَ بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ
"Maka mereka ditimpa oleh akibat kejahatan
perbuatan mereka dan mereka diliputi oleh azab yang mereka perolok-olokan
itu."
Maasyirol muslimin rohimakumulloh
Suatu ketika pernah seseorang datang pada
Nabi saw yang mengeluh karena seluruh keluarganya sering
sakit sakitan.
Kemudian Rasul berpesan
داووا مرضاكم بالصدقة
Sembuhkan orang orang yang sakit di
keluargamu dengan shodaqah”.
Bila orang yang gemar bershodaqoh akan
diberi kesehatan lahir bathin oleh Allah, maka sebaliknya orang yang bakhil akan diambil oleh Allah
hartanya dengan cara yang menyakitkan, misalnya dia dibuat sakit sakitan yang
sulit sembuh kecuali dengan menghabiskan seluruh hartanya.
Hukum kehidupan
adalah hukum kausalitas (sebab akibat) siapa yang menabur angin dia pasti akan
menuai badai.
Orang yang suka membantu orang lain, akan
dianugrahi hidup yang sehat, tentram dan bahagia.
Kata Rasul “ Cepatnya Rizki
datang kepada orang yang suka memberi makan orang lain, lebih cepat dari
kelebatan pedang diatas punuk unta”.
Alqur’an mengatakan dalam Qs. 2 : 276
يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ وَاللَّهُ لا يُحِبُّ كُلَّ
كَفَّارٍ أَثِيمٍ
Allah memusnahkan riba dan menyuburkan
sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan
selalu berbuat dosa.
Dengan kata lain Allah menghapus keberkahan harta yang haram
Dan Allah melipat gandakan keberkahan
harta yang disedekahkan”.
Apa saja yang kita lakukan akan
memunculkan akibatnya yang nyata.
Kalau kita membuang sampah disembarang
tempat, alam akan membalasnya dengan berbagai penyakit.
Kalau kita menggunduli
hutan, alam akan membalasnya dengan banjir.
Bila seseorang suka berzina, akan muncul
penyakit Aids,
Bila orang suka korupsi akan muncul krisis ekonomi yang akut,
Bila peminpin selalu berdusta, maka akan muncul krisis keprcayaan yang
berkepanjangan, begitu seterusnya.
Perbuatan dosa tidak saja mendatangkan
bencana, tapi juga dapat meruntuhkan penjagaan yang melindungi manusia, merusak
karunia dan anugrah dan menyebabkan terhalangnya doa.
Maka itu tidak heran bila
banyak acara “istighasah atau doa bersama” tidak menghasilkan apa
apa. Sebab sebagian kita masih tidak
berhenti bermaksiat kepada Allah.
Lebih dari itu, Al-Quran juga menjelaskan
bahwa akibat amal itu bukan hanya akan menimpa pelakunya tetapi juga
orang-orang yang tidak bersalah.
Mereka mungkin saja anak-anak kita,
masyarakat kita, bangsa dan negara kita:
وَضَرَبَ
اللَّهُ مَثَلا قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا
مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ
وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ
"Dan Allah membuat perumpamaan sebuah
negeri yang dahulunya aman tentram dan rezekinya datang berlimpah dari segala penjuru.
Lalu penduduk negeri itu kafir kepada anugrah Allah. Maka Allah membuat mereka
merasakan pakaian kelaparan dan kehausan karena apa-apa yang sudah mereka
lakukan." (QS. Al-Nahl ; 112);
وَإِذَا
أَرَدْنَا أَنْ نُهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ
عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا
"Dan jika Kami bermaksud untuk
menghancurkan suatu negeri, kami perintahkan orang-orang yang hidup mewah
(supaya bertakwa). Kemudian mereka berbuat dosa di dalamnya. Maka sudah
pastilah firman Kami dan Kami hancurkan mereka sehancur-hancurnya (QS. Al-Isra;
16).
Orang yang berbuat jahat dalam suatu negeri
itu mungkin hanya sebagian kecil saja. Tetapi kehancuran diderita oleh seluruh
bangsa.
Penderitaan kita sekarang seperti ROB yang
terus menggerus desa kita , sehingga desa yang tadinya ijo royo2 ini sedikit
demi sedikit menjadi laut ini adalah perwujudan dari amal buruk sebagian dari
bangsa kita.
Beberapa orang di antara kita mengambil kekayaan negara, dan
jutaan orang harus membayar utang.
Segelintir kecil orang merusak hutan, tetapi semua
makhluk menderita. Beberapa orang karena keserakahannya membakar hutan, maka
jutaan orang yang menderita terkena asap .
Ibu yang minum obat penenang
thalidomide misalnya, lalu anak-anaknya menderita cacat tubuh yang mengenaskan.
Maasyirol muslimin rohimakumulloh
Sampai di sini, mungkin ada yang merenung apakah
yang kita perbincangkan hari ini bertentangan dengan prinsip keadilan ilahi. ?
Seseorang berbuat salah, tetapi orang lain menanggung akibatnya.
Bukankah Tuhan
berkata,
"Tidaklah seseorang akan menanggung dosa yang lain." ?
Jawaban kita singkat saja.
Yang tidak akan ditanggung adalah dosa.
Adapun Dampak atau
akibat akan mengenai bukan hanya yang berbuat dosa.
Tuhan berfirman,
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا
مِنْكُمْ خَاصَّةً ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
"Dan peliharalah dirimu dari siksaan
yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Ketahuilah
bahwa Allah amat keras siksaannya." (QS. Al-Anfal; 25).
Seperti seorang bapak yang membakar
rumahnya.
Di rumah itu ada anaknya yang sedang tidur pulas, Anak itu mati
terbakar. Bapak yang membakar tentu saja masih hidup.
Anak itu terkena dampak dosa bapaknya,
tetapi anak itu tidak
menanggung dosa apa pun. Ia bahkan mendapat pahala mati syahid, karena menjadi
korban kekejaman bapaknya. Si bapak menanggung doa berlipat ganda sesuai dengan
jumlah korban yang menderita karena dampak dosanya.
jagalah anak-anakmu dengan amal salihmu.
Jangan celakan mereka dengan perbuatan burukmu
Maasyirol muslimin rohimakumulloh
Jadi, sekali lagi perbuatan
baik akan berakibat baik pada
kehidupan kita di dunia dan kehidupan di akherat.
Demikian juga sebaliknya perbuatan
buruk akan berakibat buruk pula pada kehidupan di dunia dan kehidupan di
akherat.
Demikianlah khutbah kami semoga bermanfaat,
amin
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
وَابْتَغِ فِيمَا
آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ
كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الأرْضِ إِنَّ اللَّهَ
لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ
اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر
ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ
اْلعَلِيْمُ
0 komentar:
Posting Komentar