Persatuan, Kebutuhan Dunia Islam Masa Kini
Momentum kelahiran manusia agung ini, Nabi Muhammad Saw diperingati di negara-negara islam dengan bermacam-macam agenda acaranya , mengingat saat ini perseteruan antar umat islam merebak dimanamana karena perbedaan madzhab maka sayoganya bulan Robiul awal yang sebentar lagi tiba kita jadikan sebagai "Bulan Persatuan Umat Islam" perbedaan madzhab dikalangan umat islam jangan kita jadikan faktor pemecah belah, tapi sebaliknya justru menjadi pemersatu.
Demi merekatkan persatuan umat Islam marilah kita isi peringatan maulid nabi ini dengan mengusung tema-tema yang mengarah kepada persatuan seperti misalnya tema"Al-Quran dan Perannya dalam Memperkuat solidaritas di antara Umat Islam serta isu Palestina."
Masalah terpenting dunia Islam saat ini adalah persatuan.
Memerangi setiap anasir anti persatuan merupakan kewajiban besar bagi Muslim baik apapun madzhabnya , Syiah maupun Sunni."
Munculnya gerakan ekstrim yang mengatasnamakan Islam serta kelompok teroris di tingkat global merupakan hasil dari strategi adu dombaantarmazhab yang dipelopori oleh ideologi takfiri. Selain itu,tidak boleh dilupakan dukungan kekuatan hegemonik global dan rezim diktator yang berkedok Islam terhadap kelompok takfiri.
Kebangkitan Islam yang terjadi di kawasan Afrika Utara dan Timur Tengah dan dibelahan dunia lainnya dipandang sebagai fenomena getir bagi musuh islam. Untuk itu, kekuatan hegemonik menyulut friksi antar mazhab Islam demi mencegah kebangkitan Islam bangsa-bangsa Muslim . Di abad 21, strategi adu domba musuh terhadap umat Islam tampil lebih lunak, khususnya ketika menghadapi gerakan Kebangkitan Islam. Pembagian Sudan dan berbagai transformasi yang terjadi di Libya serta Mesir, upaya saudi Arabia membagi Yaman menjadi Yaman utara dan selatan merupakan kepanjangan dari strategi penghancuran persatuan di Dunia Islam.
Kaum imperialis membidik persatuan Islam dengan memanfaatkan berbagai ideologi menyimpang seperti takfiri dengan tujuan merusak setiap upaya untuk merealisasikan terwujudnya persatuan umat Islam.
Salah satu bentuk nyata dari upaya ini adalah gerakan untuk menghancurkan identitas bangsa Islam, seperti yang telah diterapkan kepada bangsa Palestina.
Imperialis global selama 65 tahun berusaha keras menghapus nama Palestina, namun mereka gagal karena di saat-saat yang sensitif seperti perang 33 hari di Lebanon, 22 hari dan 8 hari di Jalur Gaza, umat Islam menunjukkan bahwa mereka masih hidup. Meski Amerika Serikat mengalokasikan dana besar-besaran dalam kasus ini, namun umat Islam berhasil menampar muka rezim ilegal Israel."
Salah satu petaka dunia modern adalah munculnya orang-orang yang secara terang-terangan mendukung kejahatan dan pelanggaran terhadap hak asasi manusia.
Penindasan bangsa Palestina oleh rezim Zionis akan terus berlanjut dengan dukunganAmerika Serikat dan Barat.
Lembaga-lembaga internasional hingga kini belum mampu berbuat banyak. Untuk itu, dunia Islam,memikul tugas penting terhadap masalah Palestina.
Dan kita percaya bahwa dunia Islam tidak akan mengabaikan isu Palestina dan mengecam rezim penjajah dan para pendukung mereka."
Kita harus tegaskan urgensi dukungan umat islam terhadap perjuangan bangsa Palestina, dan perlawanan terhadap Israel sebagai prinsip umat Islam dunia.
Kita berkewajiban untuk mengeluarkan Palestina dari cengkeraman rezim agresor [Israel] dan negara pendukungnya di dunia, kemudian menyerahkannnya kepada bangsa Palestina; Inilah kewajiban agama; kewajiban seluruh Muslim; kewajiban seluruh pemerintah Islam; sekali lagi inilah kewajiban Islam.
Potensi besar dunia Islam dari berbagai sisi seperti ekonomi, politik, etnis, bahasa, geografi dan mazhab yang menjadi titik persamaan dunia Islam yang menekankan persatuan.
Unsur ini menjadi faktor penting pembentuk kekuatan lunak umat Islam yang mampu mempersatukan Dunia Islam dalam menghadapi konspirasi dan ancaman musuh. Namun potensi ini masih belum mampu dicerna dan digali oleh umat Islam sendiri.
Faktor yang membuat umat Islam belum mampu menggali kapasitas tersebut harus dicermati dari pergerakan musuh yang senantiasa berusaha menghancurkan persatuan di antara umat Muslim. Musuh tidak pernah diam menyaksikan persatuan di antara Muslim.
Namun yang lebih penting dalam kasus ini adalah kelalaian para cendikiawan akan urgensitas persatuan Islam. Hasil dari dua gerakan merusak ini adalah hancurnya stabilitas dan keamanan negara-negara Islam.
Ironisnya sejumlah pemerintah di dunia Islam malah mempersiapkan perpecahan mazhab, konflik sosial di tengah masyarakat Islam dengan mendukung ideologi takfiri ketimbang memupuk persatuan. Oleh karena itu, tugas menciptakan persatuan berada di pundak para cendikiawan, ulama dan elit politik. elit politik harus menyadari bahwa kemuliaan dan kehormatan mereka sangat bergantung rakyat dan bukannya pada pihak asing.
Kini dunia Islam tengah menghadapi ancaman terbesar dalam bentuk adu domba yang dilancarkan para musuh. Dalam kondisi demikian, para ulama dan cendekiawan di setiap negara memiliki peran penting dalam membimbing masyarakat, terutama menghadapi maraknya para pengadu domba yang tidak menghendaki terwujudnya persatuan.
Jalan untuk menyelamatkan umat Islam dari kondisi yang sulit saat ini adalah mengikuti jejak Rasulullah Saw dan al-Quran.
"Kini kita semua sebagai Muslim berkewajiban untuk mewujudkan kebebasan sesuai pandangan Islam, membebaskan bangsa-bangsa Muslim, terbentuknya pemerintahan merakyat dan demokratis di seluruh dunia Islam, partisipasi seluruh lapisan masyarakat dalam pengambilan keputusan mengenai nasib mereka dan bergerak menuju penerapan syariah Islam, Inilah yang akan membebaskan bangsa-bangsa [Muslim],".
0 komentar:
Posting Komentar